image1 image2 image3

HELLO I'M SALMAN ALFA|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL GRAPHIC DESIGNER

Kapan harus menggunakan catatan kaki?

Dalam proses penyusunan skripsi saat ini, ada satu pertanyaan yang membuat saya mengganjal. Kapan harus menggunakan catatan kaki? Bukankah, sistematika penulisan daftar rujukan dan catatan kaki hampir sama? Lantas, apa beda catatan kaki dengan daftar rujukan? Itulah pertanyaan yang mengganjal selama ini ketika menulis skripsi.

Beberapa artikel saya baca dari internet (googling) tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Dari artikel internet yang saya baca, penjelasannya masih belum menyentuh perbedaan dasar dari catatan kaki dan daftar rujukan. Alhamdulillah, melalui buku PPKI (Pendoman Penulisan Karya Ilmiah) UM, saya mendapatkan pencerahan dan mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan.

Berikut paparannya.

"Dalam merujuk, hindari penggunaan catatan kaki untuk mencantumkan sumber rujukan. Catatan kaki hanya digunakan untuk memberi keterangan yang sangat diperlukan, misalnya untuk memberikan keterangan tentang isi teks atau tentang makalah yang disajikan dalam suatu kegiatan, tempat, dan waktu kegiatan ilmiah (seminar, pelatihan, atau lokakarya)."
Saya rasa dari ulasan tersebut cukup menggambarkan bagaimana batasan atau kapan kita menggunakan catatan kaki. Untuk sistematika penulisannya, saya kira sama dengan sistematika cara merujuk (daftar rujukan). Sekian semoga bermanfaat. Selamat menulis!

Share this:

CONVERSATION