image1 image2 image3

HELLO I'M SALMAN ALFA|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL GRAPHIC DESIGNER

Menginjakkan Kaki di Pulau Lombok

Saya publish tulisan ini yang selama ini "mangkrak" di HD eksternal. Daripada di delete, mending diposting saja. Meskipun ceritanya nggak utuh. Selamat membaca!


5 Januari 2013
Kisah di tahun 2013 ini merupakan kisah yang baru dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun sebelumnya habis di tanah Jawa, paling ngetop nyebrang ke pulau Madura. Tapi tahun 2013 ini, dibuka dengan tapak kaki yang siap berkeliling di Pulau Lombok. Sebuah pulau yang konon katanya jadi tujuan wisatawan mancanegera setelah Bali. Memang, jarak antara pulau Dewata itu dengan Pulau Lombok dekat sekali. Dekat kalau dilihat dari penampang peta, tapi kalau nyebrang naik kapal Feri bisa sampai 4 jam. Jadi, dekat atau jauh ya? #relatif.
***
Waktu menunjukkan pukul 05.15 WIB setiba di Bandara Internasional Djuanda, Surabaya. Setelah menurunkan koper dari mobil kami bersembilan mulai mencari tempat sarapan di Bandara. Saya dan El (rekan seperjuangan) langsung mencari musholla, karena selama berangkat dari Malang jam 02.30 dini hari tertidur di jalan, tau-tau sudah sampai bandara. Setelah ambil wudlu kami langsung solat jamaah subuh, saya sebagai imamnya. Padahal waktu itu, energi belum maksimal, lagipula, tau sendiri kalau pagi-pagi suara kerongkongan masih serak-serak basah. Jadinya solat subuh pake suara rocker! Allahuakbarrr~~~~

Setelah solat, rombongan langsung mencari tempat sarapan. Waktu itu memilih di A&W. Cuma, saya yang tidak ingin sarapan, bukan karena nggak ada duit, tapi sudah jadi kebiasaan, kalau sarapan kepagian mesti jadi kebelet pup setelahnya hehehe... #maaf. Maklum, kebiasaan jadi mahasiswa juga, kalau sarapan mah jam 12 siang. Yang mahasiswa mesti paham bagaimana malesnya keluar kos pagi-pagi cuma buat sarapan. Mending lihat inbox atau BBM-an kan? Atau langsung update status di facebok: “Selamat pagi cemua…Moga2 kuliahnya lanncuarrr yakkk”. #alaybanget

Sudah, setelah sarapan, rombongan langsung menuju tempat check in. Kali ini yang jadi bagian ruwet-ruwetnya adalah si Dea. Anak paling muda sendiri tapi badannya seolah-olah seperti semester tua, gedhe banget. Kalau saya mah, kalah jauh! Nah, si Dea ini yang ngambilin KTP rombongan, ngurus check in, sampai bela-belain ribut sama petugas tiket karena pengennya akumulasi barang bawaan, namun tetep nggak ada hasil, yang beratnya kelebihan tetep kena charge. Toleransinya per barang + 15 kg. Tapi kalau melihat ekspresi juteknya si Dea, salut gue mah! 

Lama mengurus barang masuk bagasi, akhirnya urusan check in udah kelar. Rombongan lari-lari kecil ke lantai dua (area departure à tempat pemberangkatan). Belum sampai sudah diteriakin suruh cepetan oleh petugas karena tinggal rombongan kita yang belum masuk pesawat. Haduh!

Urusan ribet di bandara sudah selesai. Dan, yang paling mendebarkan adalah ketika kaki ini mulai menapak di tangga masuk pesawat. Sumpah men, rasanya seneng banget nggak karu-karuan! Rasanya seperti waktu Neil Amstrong menginjakkan kaki di bulan! Gila, ini sejarah men! Kelihatan udik sih (*red udik: ndeso), tapi ya inilah gue. Tapi gue yakin siapapun yang merasakan naik pesawat pertama kali pasti merasakan hal yang sama. Apa iya ya? Jangan-jangan gue doang #garukgaruktembok

Parahnya lagi, pas pramugrari memperagakan prosedur penggunaan seatbelt, pelampung dan jalur evakuasi, gue kayaknya paling serius memperhatikan. Maklum, baru pertama kali. Apalagi gue duduk di dekat jendela. Suatu kebahagian buat gue!


Saat yang paling membahagiakan dimulai, take off. Ya, moment inilah yang paling ditunggu buat mereka mereka yang pertama kali naik pesawat. Sensasinya luar biasa! Kalau demian si magician itu biasanya bilang, “saatnya saya bilang, semmm…purr..naaaa!” Bahagia banget bisa melihat masjid jadi kecil-kecil, rumah jadi kecil-kecil, mobil-mobil jadi kecil-kecil, sawah-sawah jadi kayak ceceran roti lapis ijo, ada sungai, kelihatan laut dari atas, pulau-pulau kelihatan semua, awan bertebaran bagus dan mirip banget kayak gumpalan kapas putih. Benar-benar semm..purr…naaaaa!
Kurang lebih 45 menit di udara, sama sekali gue nggak tidur. Maklum, sedang menikmati momen pertama.

Share this:

CONVERSATION