image1 image2 image3

HELLO I'M SALMAN ALFA|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL GRAPHIC DESIGNER

Mengintip Pesona Bromo dari Puncak B29 Lumajang

Pendakian kali ini menyusuri Desa Argosari Senduro. Desa pintu gerbang menuju B29 Lumajang. Berdasarkan informasi, penamaan B29 berasal dari ketinggian 2900 mdpl. Untuk penggunaan kata "B" saya kurang tahu. Mungkin dari kata Bukit. Atau mungkin dari kata "Budi" hahahah... (*Nama standar anak Indonesia)

Para korban promosi B29 Lumajang

Perjalanan hari sabtu (18 Oktober 2014) dimulai dari Malang menuju ke Lumajang. Berangkat pada pukul 12.00, dengan kecepatan standar, sampai di Lumajang pukul 16.00. Harusnya perjalanan itu dapat lebih cepat. Akibat banyaknya kendala seperti perut lapar, hawa panas, jalan rusak, sering ngepom, dan dompet kosong (*lho!). Perjalanan yang seharusnya cuma 2 jam saja menjadi 4 jam. #manusiawi
Pemandangan sunrise

Perjalanan menuju desa Argosari seharusnya ditemani pemandangan indah Gunung Semeru pada sisi kiri. Karena terlalu sore, maka perjalanan itu hanya ditemani kabut putih tebal dan saut-sautan serangga hutan.

Tepat maghrib sampai di tempat penitipan motor. Motor mau tidak mau sebaiknya dititipkan. Sebab, hampir tidak mungkin motor naik ke B29. Selain jalan yang rusak, motor bisa-bisa turun mesin jika dipaksa naik ke atas. Menurut tukang ojek disana, motor milik mereka sudah dimodifikasi untuk bisa menerjal medan disana.
Korban promosi B29 Lumajang

Biaya untuk sewa ojek sebesar Rp. 50.000. Harga itu sudah termasuk Pulang-Pergi. Cukup murah. Tetapi karena alasan nggak punya duit alias awewek niat olahraga, kita pilih untuk mendaki sampai puncak. Jalan kaki gan!

Kita bersiap untuk berangkat. Solat maghrib+isak, cuci muka, isi air di jurigen, dan dengan niat yang mantap, kita mulai mendaki. 

Ampun! karena jarang olahraga, jalan 100 meter sudah ngos-ngosan. Jadi pendakian saat itu dipenuhi dengan ngos-ngosan. Jalan 100m break! jalan 100m minum! jalan 100m duduk2! jalan 100m nyanyi-nyanyi di kegelapan malam! jalan 100m nyanyi dangdutan! jalan 100m nyanyi lagu Raisa (*cie)! jalan 100m nyanyi lagu dewa! jalan 100m ngupil! jalan 100m menatap langit berharap ada bintang jatuh! jalan 100m ngiklan "puucuk...puucuk...puucuk"!
Korban utama promosi B29 Lumajang

Kita kira puncak sudah dekat. Eh ternyata kita baru sampai di cekpoin pembelian tiket. Ampun! ampun! ampun! dengan tangan gemetar kedinginan kita beli tiket untuk 6 orang. Harga tiket masuknya Rp. 2.500. Alhasil, istirahatlah kita di cekpoin itu. 

Kondisi perut yang lapar dan dinginnya malam, mata kami dipaksa untuk melirik tukang bakso di sudut kegelapan itu. Sang perut bergerak sendiri seperti tertarik magnet untuk membeli bakso! Entah karena apa, makan bakso saat itu terasa nikmat sekali!


Sudah cukup beristirahat. Pendakian dilanjutkan kembali. Sama dengan paragaraf sebelumnya, ngos-ngosan mengiringi kami di setiap 100 meternya. Puucuk...puucuk...puucuk! Ngos..ngoss..ngoossssss!

Sambil mendaki, terlihat titik lampu di puncak. Lampu harapan itu sudah di depan. Rupanya disanalah puncak B29 itu. Dengan beat yang lebih cepat, ngiklan pucuk-pucuk-pucuk itu pun semakin kencang... pucuk..pucuk..pucuk! pucuk...pucuk..pucuk! eh ternyata capek juga, akhirnya semangat itupun kandas dan berjalan lagi dengan gontai... "Woles ae rek! sing penting sampe puncak..." #KeselDeweDewe

Akhirnya sekitar pukul 22.00 kita sudah berada di Puncak B29 Lumajang. Akhirnya! akhirnya! akhirnya!

Thank God! Finally it's done!
Naik naga di Gunung #alay

Share this:

CONVERSATION